[Kalendar Siroh – Tanggal 8 Ramadhan]
Sariyyah ‘Ali bin Abu Thalib ke Bani Madzhij di Yaman

Sariyyah adalah peperangan yang terjadi di zaman Rasulullah saw, namun beliau tidak ikut serta dalam perang tersebut. Imam Iraqiy dalam Alfiyatus siroh menyebutkan bahwa jumlah sariyyah yang terjadi adalah 60 sariyyah, dan inilah pendapat mayoritas para Ulama Siroh. Sebagian Ulama mengatakan jumlahnya adalah 70 sariyyah, sebagian yang lain mengatakan jumlahnya 100 sariyyah.
Sarriyah penting pada tahun ke 10 Hijriyyah
Salah satu sariyyah penting yang terjadi pada tahun ke 10 hijriyyah adalah sariyyah Ali bin Abu Thalib kepada Bani Madzhij di Yaman. Sariyyah tersebut terjadi pada bulan Ramadan. Berangkat dari Madinah pada bulan Sya’ban dengan pasukan 300 kesatria berkuda menempuh perjalanan kurang lebih 4 minggu. Sebelum berangkat, Rasulullah SAW memberikan panji Islam kepada Ali bin Abu Thalib selaku komandan pasukan. Beliau juga memakaikan Ali sorban perang langsung dengan kedua tangan beliau yang mulia. Kemudian Rasulullah SAW berwasiat: “Berangkatlah dan jangan berhenti, tatkala engkau sudah sampai di perkampungan mereka, janganlah engkau memerangi mereka sampai mereka mulai memerangi kalian terlebih dahulu”.
Bani Madzhij Sudah Siap dan Memerangi Islam Terlebih Dahulu
Tatkala 300 pasukan berkuda itu sampai ke negeri Bani Madzhij – dan itulah untuk pertama kalinya pasukan berkuda masuk ke negri itu – pasukan kaum muslimin terkaget karena ternyata mereka sudah berkumpul dan siap berperang melawan kaum muslimin. Tatkala kedua pasukan berhadapan, Ali bin Abu Thalib memulai dengan seruan untuk memeluk Islam dan tunduk kepada Rasulullah dan pemerintah Islam di Madinah. Namun mereka enggan menerima seruan tersebut, bahkan mereka mulai memanahi pasukan kaum muslimin dan melempari mereka juga dengan batu.
Kaum Muslimin Memenangkan Peperangan
Mengingat wasiat Rasul perihal peperangan, Ali bin Abu Thalib langsung merapihkan pasukan berkuda kaum muslimin dan langsung menyerang balik Bani Madzhij. Dengan kelihaian dan kemampuan tinggi pasukan kaum muslimin, dalam sesaat mereka bisa membunuh 20 kesatria dari pasukan musuh, Bani Madzhij pun takut dan kabur, peperangan pun usai.
Misi Utama Ali bin Abu Thalib yang Bertujuan Mengislamkan Bani Madzhij
Setelah itu, Ali bin Abu Thalib masih ingin melaksanakan misi utamanya, yaitu mengajaknya masuk Islam. Akhirnya kaum muslimin menghampiri perkampungan mereka kembali dan menyeru untuk masuk Islam, dan untuk yang kedua kali ini mereka bersedia dan menyatakan diri masuk Islam. Kemudian para pemimpin mereka menemui Ali bin Abu Thalib dan berkata: “Kami yang akan mengurus dakwah Islam kepada rakyat kami yang lain yang ada di negri ini, adapun harta-harta ini, kami telah kumpulkan seadanya sebagai zakat kami, maka terimalah sebagai kewajiban kami terhadap Allah SWT”.
Kaum Muslimin Pulang ke Madinah dan Bertemu Rasulullah yang Sedang Melaksanakan Haji Wada’
Setelah menetap di Yaman sebulan lebih, akhirnya pasukan kaum muslimin pulang ke Madinah. Dan tatkala mereka sampai ke Mekkah, mereka bertemu dengan Rasulullah SAW dan kaum ribuan kaum Muslimin yang ketika sudah berkumpul di Mekkah untuk menunaikan Ibadah haji, yang itu merupakan Hajjatul Wada’, haji perpisahan, karena beberapa bulan setelag itu Rasulullah SAW meninggal dunia.
Referensi:
- Thabaqot, Ibnu Sa’ad (2/ 119, 170).
- Mu’jam Qobailil ‘Arab, Umar Kahalah (3/ 1062).
Koordinat tempat yang berhubungan:
- Bani Madzhij tinggal di Yaman, di beberapa daerah, diantaranya Kota Dhamar : https://maps.app.goo.gl/rtGTp9BXDCzHTssD9 dan
- kota Bainun : https://maps.app.goo.gl/JuELcuDrC6YQHg1q8
Peristiwa Lain:
- Sariyyah Hamzah bin Abdul Muththalib ke Sifil Bahr